Reaktif vs Responsif
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUhH-SrIp2YWwfS3I0Ts_dK7A8owhKFvhnNEREeFAusMWSw7iQiZHICmfCo9OyrvwakQMvE2u1a5x6ySw8pL7rdKMwkQBOtGI93CfdPb9muwlgLwkpCnmi_k263XxggySffuF5vqi8aOlX/s1600/reaktif+vs+proaktif.png)
Pribadi reaktif mendahulukan emosi daripada jalan keluar. Mudah kecewa menghadapi kritikan dan cenderung menuntut orang lain memahami dirinya, daripada berusaha memahami orang lain.
Pribadi reaktif ini kurang tanggap akan betapa pentingnya memperbaiki diri. Ini karena pribadi reaktif lebih menuntut orang lain melakukan sesuatu daripada dirinya sendiri. Orang yang bersikap reaktif baik di kantor, organisasi maupun di lingkungan bisnis, cenderung kurang disukai banyak orang.
Ya, karena pribadi reaktif ini lebih memikirkan diri sendiri daripada orang lain.Berbeda halnya dengan pribadi responsif. Pribadi responsif lebih mengutamakan tanggung jawab daripada emosi. Bijak dalam menghadapi kiritikan, karena ia selalu berusaha memahami orang lain. Pribadi responsive selalu mengajak dirinya untuk lebih memikirkan apa yang seharusnya ia lakukan, bukan apa yang seharusnya orang lain lakukan.
Nah, nikmatnya menjadi pribadi responsif ini, di mana pun berada, baik di kantor, organisasi maupun di lingkungan bisnis, ia disukai banyak orang. Ini karena sikap tanggung jawabnya yang lebih memikirkan apa yang bisa ia lakukan. Kalau begitu mana yang mencerminkan diri kita? Reaktif atau responsif?